IOIO

Tanggung Jawab Seorang Leader MLM




1. MENGEMBANGKAN DOWNLINE

Karena tak ubahnya “perusahaan”, maka mengembangkan downline adalah sebuah kewajiban. Sebab, berkembangnya downline merupakan salah satu kunci keberhasilan di MLM.

Downline bukan hanya sekedar orang yang disponsori ataupun direkrut dalam jaringan Anda. Lebih dari itu. Perannya dalam jagad MLM sangat menentukan sukses atau tidaknya seorang mendulang bonus. Karena itu, banyak mengumpamakan, downline tak ubahnya “perusahaan” yang menjadi “mesin uang” bagi Anda. Kian banyak downline yang dimiliki, kans menjadi miliader berada dalam genggaman, asalkan mereka produktif dan aktif menjalankan bisnisnya, terutama mewujudkan impian hidupnya.

Jadi- karena seperti “perusahaan”, rawatlah dengan baik downline. Berikan dukungan, latih dan kembangkan mereka. Ingatlah makna MLM (Meet – bertemu, Learn – Belajar, Multiply- Mengembangkan ). Disinilah tugas dan peran upline maupun leader, tak ubahnya “ayah” bagi downline. Bukan semata-mata “sapi perah” yang diekploitasi, lalu dicampakkan begitu saja. Jika itu dilakukan, dijamin jaringan bakal rontok, menguburkan impian Anda selamanya.

Lantas, bagaimana mengembangkan downline ? Selain memberikan training yang kontinyu juga tips-tips dari Chris Brown, seorang consultant home business, dapat menjadi bahan pertimbangan. Menurut pengasuh situs www.superioreincome.com ini, downline yang punya motivasi tinggi, mampu melipatgandakan penghasilan yang diperoleh. Mereka adalah downline “mutiara” buat Anda. Berikut tips-tips dari Chris Brown :

A. Dukungan Sejak Awal.
Bantulah downline sejak pertama kali bergabung. Berikan catatan dan buatlah sejumlah daftar contact person yang dapat dihubungi downline tersebut yang berada dijaringan Anda. Penawaran tersebut harus mengikutsertakan sebuah ucapan “selamat bergabung”, tips-tips mengenal bagaimana meraih penghasilan, serta berbagai kendala yang bakal dihadapi. Jangan lupa pula testimoni kesuksesan untuk memberi inspirasi bagi mereka.

B. Berbagi Tehnik dan Pengalaman.

Pengetahuan yang Anda akumulasikan tentang produk dan jasa merupakan merupakan sumber yang terpercaya. Jadi, janganlah mengurangi informasi mengenai tehnik dan pengalaman Anda kepada downline saat sharing.

Bantulah downline mengatasi berbagai kesulitan saat memprospek. Ini tidak hanya mempermudah mereka, juga menunjukkan Anda senantiasa bersedia menolong mereka. Bila Anda punya trik-trik khusus memasarkan produk atau jasa dengan efektif, bagikan trik tersebut kepada downline demi memperkokoh jaringan. Jangan pernah merasa Anda memberikan rahasia pribadi. Melainkan, bayangkan Anda sedang mengembangbiakkan jaringan downline.

C. Memberikan Perangkat.

Apapun bentuk perangkat yang Anda beri, entah buku panduan, situs yang tersedia, catatan-catatan atau bahkan sebuah surat penawaran yang mampu menuntun mereka untuk sukses, merupakan perlengkapan yang sangat dibutuhkan downline. Jenis-jenis perangkat tersebut akan menciptakan inspirasi dan memberikan mereka ide kreatif sebagai penguasaan tehnik.

D. Mengasuh Tim
Setiap hari, kirimkan pertanyaan bagaimana Anda dapat membantu downline. Jika Anda belum membuat daftar anggota-anggota yang harus diasuh setiap harinya, maka mulailah sekarang. Sampaikan tip-tips terbaru, ide-ide, pujian-pujian dan semua yang mungkin bisa menolong mereka. Ini akan memberi kesan Anda selalu memperhatikan mereka.

Akhirnya, jaringan yang kokoh adalah aset terpenting dalam bisnis MLM. Peliharalah kekuatan tim dengan tips-tips terbaru dan perangkat-perangkatnya. Jadi cermati dan jadilah kreatif. Kian cepat mereka berkembang, kian cepat pula jaringan Anda tumbuh. (Majalah Sukses 2009-201004)

2. MENCIPTAKAN KAPTEN DI JARINGAN

Agar jaringan terus melakukan aktivitasnya, siapkan “kapten-kapten” yang melanjutkan kepemimpinan Anda. Mereka nantinya akan menduplikasikan kepada jaringannya masing-masing.

Jaringan merupakan “roh” dari kesuksesan menggeluti bisnis MLM di masa mendatang. Tanpa ada jaringan, impian kesuksesan- apalagi merubah hidup, cuma angan-angan belaka, sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

Kenapa jaringan ? Tidak lain, MLM itu adalah bisnis yang menjalankan produk sedikit melalui banyak orang. Beda dengan bisnis konvensional, yang menjalankan produk sebanyak-banyaknya melalui sedikit orang.

Nah, jaringan itu dapat dibentuk, tidak lain hanya dengan mensponsori prospek bergabung dengan bisnis MLM. Ajaklah orang yang Anda kenal, mulai dari anggota keluarga, sahabat, tetangga dan sebagainya, untuk bersama-sama menjalankan bisnis MLM. Jumlah jaringan tidak dibatasi, termasuk ruang lingkupnya. Artinya, Anda yang berada di Jakarta, bisa saja punya jaringan di pelbagai pelosok kota Indonesia.

Menurut hukum rata-rata, dari seluruh jaringan kerja Anda, biasanya hanya sekitar 10 % saja yang aktif. Karena itu, Anda sedikitnya punya jaringan yang direkrut mencapai 20%. Selain itu, ada hukum rata-rata lagi yang perlu diketahui tentang hukum perekrutan : dari 100 prospek, paling hanya 10 orang yang terekrut. Lalu, dari 10 orang ini paling hanya satu atau dua orang yang menjadi “mutiara”. Mereka ini adalah mengembang sejati jaringan.

Karena itu, bila prospek Anda hanya baru puluhan, lalu mereka menolak bergabung, jangan putus asa. Kemudian menuding bisnis MLM susah, nyelimet, tidak sesuai dengan Anda. Jika Anda berhenti, sampai kapan tidak akan memiliki jaringan, sehingga seluruh penghasilan tidak mungkin diraih.

Lalu, pertanyaan yang muncul, bagaimana menciptakan jaringan yang solid dan handal ? Tidak lain dengan pembinaan dan duplikasi. Sebagai upline, lebih-lebih leader, Anda punya tanggung jawab besar menghantarkan downline mencapai jenjang kesuksesan. Ajaklah mereka mengikuti berbagai training maupun praktek langsung menggeluti bisnis MLM, seperti melakukan home sharing, presentasi dan sebagainya. Jangan biarkan mereka seperti anak yang kehilangan induknya.

Setelah membina, duplikasikan diri Anda kepada downline. Agar pekerjaan tidak berat, maka lakukan kaderisasi pada setiap kaki di jaringan Anda. Dari kaderisasi ini, akhirnya muncul “kapten-kapten” yang meneruskan kepemimpinan Anda kepada jaringan masing-masing. Ingatlah, sukses di MLM bukanlah hasil kerja pribadi. Melainkan sebuah tim, layaknya permainan sepak bola. (Majalah Sukses 20 Juni – 20 Juli 2002/TH.I)

3. MELATIH DOWNLINE
Melatih dan mengembang downline merupakan “nyawa” dari terbentuknya jaringan. Dengan melatihnya akan menciptakan leader-leader baru.

Ingin sukses di MLM ? Satu-satunya jalan hanya punya jaringan besar. Mereka solid, punya team work dalam melealisir impian masing-masing. Sebab, dengan jaringan besar –sehingga terjadi omzet penjualan, kucuran bonus dapat diperoleh. Tanpa itu, jangan harap sukses dapat diraih. Apalagi menjadi jutawan.

Cuma, membuat jaringan itu besar – lebih-lebih sampai menggurita, bukanlah pekerjaan sesaat, seminggu atau bulanan. Melainkan tahunan, dimana pelakunya “jatuh bangun” membangun “kerajaan” bisnisnya. Sebab. Bukan mustahil, mereka yang direkrut bakal tidak aktif, hanya mengkonsumsi produk, ataupun “lompat pagar” ke MLM lain. Disinilah jaringan akhirnya rontok.

Karena itu, setiap pelaku bisnis ini, selalu menghayati makna MLM : Meet (bertemu), Learn (belajar) dan Multiply (mengembangkan). Ketiganya itu merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Pincang saja satu, bakal mengganggu yang lainnya. Jadi, setelah sponsoring selesai, tugas selaku upline atau sponsor tetap ada, yaitu melatih dan mengembangkannya.

Joe Bingham, seorang editor NetPlay Newsletters, melatih downline dan mengembangkan merupakan “nyawa” dari sebuah jaringan. Dari melatih dan mengembangkan itu, Anda akan merasakan manfaat waktu yang diperoleh. Joe menyebutnya, volume waktu yang diperoleh merupakan salah satu keindahan bisnis MLM. Ini mengingat, ada satu atau lebih yang melakukan pekerjaan untuk Anda.

Kondisi ini, menurutnya, tidak ditemui dalam pekerjaan tradisional, di mana seorang hanya menghabiskan wakru bekerja demi penghasilan yang diharapkan. Nah, agar income meningkat, hanya menambah dengan jam kerja, atau pun meminta atasan agar menaikan upah hasil jerih payahnya.

“Di MLM, Anda terbebas dari masalah itu. Sebab, dengan makin besarnya jaringan, maka jumlah waktu kerja pun bertambah dan jerih payah Anda terbayar ekstra. Ini merupakan penetrisi waktu, “ tulis Joe. Misalnya, jumlah waktu Anda bekerja di MLM sekitar 10 jam. Jika Anda punya 20 downline – mereka juga bekerja 10 jam perminggu, maka secara keseluruhan jumlah jam kerja Anda bertambah menjadi 200 jam perminggu. Otomatis Anda mendapat manfaat selain dari 10 jam bekerja.

Dari contoh di atas, sangat jelas downline yang terlatih akan menciptakan hasil yang lebih baik di MLM. Maka, motivasi downline sangat dibutuhkan demi mengikat mereka agar loyal kepada perusahaan. Tanpa kerja keras, sekali lagi, Anda tidak mungkin menciptakan prestasi waktu yang diinginkan.

Dalam melatih, ada dua hal yang digulirkan oleh Joe. Pertama, berorientasi pada perekrutan. Kenapa ? Karena jaringan terbentuk, hanya dengan melakukan prekrutan terus menerus, dengan sedikit penekanan pada penjualan produk. Nah, karena penghasilan diperoleh dari produktivitas jaringan, maka ada dua pilihan yang dilakukan. Pertama, mencari orang-orang baru secara berkesinambungan. Kedua, melatih mereka yang telah ada agar ahli dalam memprospek. Banyak menyebutkan, kedua hal tersebut harus dilakukan secara terus menerus.
Kedua, berorientasi pada produk. Tehnik seperti ini adalah memaksimalkan bagaimana menjual dibanding memperluas jaringan downline. Dengan kata lain, selain menjadi rekruiter, ia menjadi sebaik-baiknya penjual. Kesimpulannya, apapun program bisnis MLM yang Anda lakoni, melatih downline merupakan syarat utama.

Intinya, dalam perekrutan, akan terbentuk jaringan yang lebih besar dan lebih cepat jika Anda senantiasa berhubungan dan melatih mereka berdasarkan pengalaman-pengalaman, baik pengalaman pribadi atau pun pengalaman orang lain. Memelihara relasi juga dapat meningkatkan kredibilitas dan memberi kesan Anda bisa dipercaya sebagai penyedia peluang bisnis saat ini dan di masa mendatang.

Ingatlah, goal jangka panjang dan passive income tidak bisa Anda raih sendirian. Anda bergantung pada kuat lemahnya jaringan. Mayoritas para pelaku MLM tidak menyadari hal ini. Mereka sering kali menyepelekan downline yang telah ikut bergabung. Jika tidak menyadarinya, Anda tidak akan pernah menyaksikan kesuksesan yang diimpi-impikan. (isk Majalah Sukses Edisi 22 Nov -20 Des 2004)

4. MEWUJUDKAN IMPIAN DOWNLINE
Setia orang yang bergabung di bisnis MLM pasti ingin impian hidupnya terwujud. Disinilah peran upline maupun leader untuk membangun impian hidup tersebut.

Namanya Mike Akins. Ia tercatat sebagai top distributor MLM raksasa 4Life, sebuah perusahaan nutrisi dengan produk kimpetitif-transfer factor, yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh, 4Life adalah perusahaan ke 15 yang tercepat pertumbuhannya dari ratusan ribu perusahaan MLM di Amerika. Ini merupakan rata-rata tertinggi yang pernah dicapai perusahaan MLM.

Pilihan Mike ke 4Life, bukan sekedar ikutan-ikutan saja. Melainkan berdasarkan penelitian. Ia menghabiskan waktu dan biaya untuk menemukan peluang itu, sekaligus memberinya kemampuan menciptakan pondasi yang kokoh bagi distributornya. Paling penting, bisa mencapai goal jangka panjang : penghasilan 10 juta dolar pertahun. Saat ini jaringannya mencapai 100 ribu member.

“Saya ingin meluaskannya menjadi satu juta member “, tutuk Mike. Agar target ini terkabul, ia menawarkan training gratis agar para downlinenya punya motivasi meraih kesuksesan. Ia yakin, training gratis ini, dapat meningkatkan percaya diri dan stabilitas mereka dalam berbisnis.

“Saat para prospek memutuskan bergabung, mereka berharap impiannya menjadi kenyataan. Jadi, Anda harus membangunkan sesuatu dari mereka yang belum tergali. Jika Anda tidak membantunya, maka akan kehilangan cita-citanya. Ini merupakan tanggung jawab yang sangat serius,” tutur Mike.
Mike menggunakan penghasilannya dengan memasukkan 30 “pegawai” untuk menciptakan perangkat keuntungan bagi jaringannya. Ia hanya menggunakan 5% dari penghasilannya untuk kehidupan sehari-hari. 60% lainnya untuk perangkat dukungan, dan sisanya 35% untuk kehidupan bersosialisasinya. “Saya tak menginginkan hidup bergemerlap. Melainkan bisa menggunakan sisa penghasilan untuk menolong orang lain,” ujar Mike. Ia mengaku bisa saja pensiun, kemudian menikmati passive income, namun tidak dilakoninya karena punya tujuan sosial dalam bisnis MLM.

Mike juga mengaku, jauh sebelum berkubang lebih dari 30 tahun di bisnis MLM, kehidupannya sangat getir. Bayangkan saja, di usia 19 tahun, ia harus menjaga orang tua dan enam saudaranya. Saat itu ia juga harus kuliah, menafkahi anak dan istri. “Saya keluar dari kuliah demi menjaga keluarga dan istri yang menderita kanker,” kenangnya. Padahal saat itu, Mike punya dua pekerjaan, dan merasa berat mengerjakannya. Ia akhirnya keluar, menjatuhkan pilihan di bisnis MLM. “MLM, saya pikir, jalan yang terbaik saat itu,’ tambahnya. Kisahnya itu, selalu dibeberkan saat presentasi.

Kini Mike menjadi seorang leader dan mulai menggunakan sisa penghasilannya untuk kepentingan sosial. Misalnya, lewat incomenya yang besar, ia terus menekuni beberapa proyek penting. ”Saya mampu bekerja di dua tempat khususnya dalam menolong para tuna wisma. Saya telah melakukannya sekitar selama delapan tahun,’ ungkapnya.

Mike juga menyewa sebuah firma demi memperdalam pengetahuan mengenai produk andalan 4Life Transfer Factor Plus. Seiring berkembangnya tehnologi, Transfer factor telah mengalami kemajuan. Biaya hingga 40 juta dolar diinvestasikan untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Transfer factor Plus 500% lebih efektif dibanding produk-produk lain yang memiliki khasiat serupa.

Menurut Mike adalah tanggung jawab upline maupun leader menolong para downline meraih cita-cita. Kontribusinya berupa latihan gratis bagi mereka yang ingin menggeluti bisnis network marketing. Ia membagi apa yang pernah dipelajari, mengembangkan strategi, bekerja sama dengan para leader serta menyediakan perangkat dukungan terbaik.

“Saya menggeluti bisnis ini dengan tujuan mulia dari sekedar mencari uang. Saya ingin mengejutkan mereka agar terbangun dari tidur lalu membantu mereka meraih prestasi. Saya telah melakukan penelitian dan mengetahui bahwa kita memiliki skenario terbaik mendapatkan passive income yang kita inginkan,” tutunya mengakhiri (Majalah Sukses Edisi 20 Juli–20 Agustus 2004)

5. MENJAGA DOWNLINE
Menjaga downline dan mendukungnya sampai ke pintu gerbang kesuksesan adalah sebuah keharusan yang dilakukan oleh upline maupun leader. Tanpa kesuksesan downline, jangan berharap mendulang kesuksesan di MLM.

Downline-orang yag diajak bergabung atau disponsori, tak ubahnya “perusahaan-perusahaan” yang Anda miliki. Lewat mereka omset penjualan/pembelian akan terbentuk. Makin besar omsetnya, kian besar pula bonus yang akan mengalir ke rekening. Maka, sebagai upline maupun leader, tugas Anda menjaga “perusahaan” itu sehat, tidak keropos. Caranya, ya tidak lain memberikan dukungan, pelatihan dan motivasi.

Pertanyaannya, bagaimana memberikan dukungan tersebut ? Mudah saja. Anda hanya diminta membantu downline di level pertama, kemudian mengajarkan mereka membantu level pertamanya. Disinilah Anda harus punya sistem yang 100% bersifat dukungan. Ini bisa terjadi, jika Anda memiliki metode yag bekerja untuk Anda. Lalu tunjukkan pada level pertama bagaimana mereplikasi metode tersebut. Akhirnya, yang paling penting, Anda harus dapat mengajarkan level pertama. Begitu seterusnya.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang punya program 5 level. Anda memulainya dengan 10 orang di level pertama. Maka jumlah downline di level ke lima, mencapai 100 ribu (10x10x10x10x10). Tak bisa di sangkal, ini model matematis yang sempurna, dan seperti tidak mungkin terjadi. Tapi, jika Anda punya sistem yang bagus dan dapat diterapkan, bukan mustahil bakal tercapai : di mana setiap orang mengajak dan membina 10 orang frontline masing-masing.

Lantas, bagaimana jika di anatara mereka tidak aktif ? Jangan takut. Carilah terus prospek yang untuk menggantikan mereka yang tidak aktif menjadi aktif. Sampai akhirnya, target punya 10 downline yang aktif tercapai. Jangan pula pernah berhenti sebelum mencapai tujuan tersebut. Ingat, begitu Anda memperoleh 2 orang di level pertama, Anda akan membantu downline untuk mengisi level pertama mereka. Nah, selama mengisi level pertama, upline akan membantu Anda. Akhirnya, yang terjadi, upline membantu Anda, Anda membantu diri sendiri, dan Anda membantu downline. Semua terjadi bersamaan. Ini bisa jadi bahan pertimbangan, sebelum memutuskan berapa banyak orang yang Anda inginkan menjadi level pertama.
Tak hanya itu saja. Juga buatlah target berapa lama Anda mengisi level pertama. Disinilah pentingnya menyediakan waktu untuk mencapainya. Lalu, jagalah motivasi downline Anda jangan sampai redup. 

Berikut langkah-langkah menjaga downline tetap enjoy dan termotivasi :

1. Promosikan Peluang Bisnis
Ada berbagai jenis “pembayaran” di MLM, diatur dalam marketing plan. Pelajari itu dengan detail. Ingatlah, jika seseorang sudah bergabung, pada dasarnya punya kemampuan untuk membeli produk. Ini akan membuat omset penjualan/pembelian dalam jaringan. Dijamin keuntungan akan diperoleh. Tanpa adanya omset, bonus tidak akan di peroleh. Umpamanya, bila punya 1.000 downline, tetapi tidak seorang pun membeli produk, Anda tidak akan memperoleh apapun. Jadi, hasil sponsoring akan sia-sia.

2. Dorong downline rajin sharing
Lihat, jika Anda dan downline rajin melakukan sharing – baik face to face maupun menggunakan media, seperti telepon, internet, surat menyurat, peluang merekrut downline lebih terbuka. Jadi, teruslah “menjual” peluang bisnis maupun kualitas produk pada orang lain (prospek).

3. Duplikasikan leadership

Ini tanggung jawab Anda. Ini paling penting diajarkan pada downline. Jika ini dilakukan akan menghasilkan lebih banyak kepemimpinan, hingga mendorong downline level pertama menduplikasikannya pada downline mereka di level pertama. Kalau itu terjadi, saatnya bagi Anda menolong dan mengajarkan pada “orang baru”. Cara tercepat dan terbaik melakukan ini dengan membawa surplus kepemimpinan pada setiap member yang baru direkrut.

4. Tetap “berhubungan” dengan level pertama
Bila Anda mensponsori seseorang, usahakan tetap mengadakan kontak dengan mereka, entah melalui telepon, internet, surat menyurat dan sebagainya. Ini membuat mereka merasa diperhatikan. Anda melakukan ini dengan dua alasan. 
Pertama, menimbulkan keyakinan pada mereka bahwa bisnis ini akan berhasil bila melakukan perekrutan dan menjadikannya aktif. Jadi, jika mereka punya kesulitan, bantulah. Jangan biarkan mereka sendirian. Sebab, apa yang mereka kerjakan, pada dasarnya buat Anda juga.

Kedua, jika ingin meningkatkan income menjadi aktif, Anda harus menggantikannya dengan “orang baru”. Pekerjaan utama Anda adalah tetap menjaga level pertama. Jika salah satu level melemah, lupakan dia, dan segera gantikan dia dengan orang lain. Kita harus berpikir pada keberhasilan.

5. Kerjasama
Katakan saja Anda punya 10 downline aktif di level pertama. Tidakkah indah, jika mereka secara kolektif mengadakan kerjasama ? Misal, menggelar acara di sebuah gedung atau hotel. Ataupun juga membuat sebuah iklan di koran lokal maupun nasional. Jika ini dilakukan, Anda dan downline bisa merekrut dalam waktu relatif singkat.

Untuk Anda yang Ingin menjadi Leader Yang Baik Dan Ingin Bergabung Bersama kami klik aja
Anda sedang membaca artikel tentang Tanggung Jawab Seorang Leader MLM, Anda boleh menyebar luaskan atau mengcopy - paste artikel di atas jika memang sangat bermanfaat bagi anda.. Dengan syarat anda harus meletakkan link di bawah ini sebagai sumbernya..




Baca Juga Yang Di Bawah Ini...!!!:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOHON BERIKAN KOMENTAR YANG MENGGUGAH "SEMANGAT"

SPONSOR KAMI

terima kasih atas kunjungannya...berbagi sehat dan berbagi sejahtera,,,salam oxxywell